![]() |
CANDI JAWI DILIHAT DARI SISI BARAT |
Sang Surya mulai perlahan terbenam ke barat ketika kami tiba di Candi
Jawi. Salah satu peninggalan Zaman Singosari. Candi ini terletak di
pertengahan jalan raya antara Pandaan - Prigen. Jarak tempuhnya
sekitar 20 Menit dari Kantor Pusat PASTIC.
Setiba di komplek Candi Jawi, tanpa dipungut biaya sepeserpun, kami Tim PASTIC sudah disambut oleh pemandu yang bertugas. Hari itu tepat hari Sabtu, ada beberapa pengunjung menikmati akhir pekannya dengan mengunjungi Candi peninggalan Raja Singhasari terakhir ini, Kartenegara.
Pengunjung begitu menikmati suasana Candi Shiwa Budha yang bersahabat ini. Dengan berfoto – foto di berbagai sudut candi, untuk mendapatkan keunikan bangunan candi. Keunikanya, terletak pada bahan batu yang terdiri dari dua jenis. Bagian bawah terdiri dari batu hitam, sedangkan bagian atas batu putih. Sehingga timbul dugaan, bahwa Candi Jawi dibangun dalam dua periode yang berbeda teknik bangunan.
Walau tanpa pemandu, ada juga pengunjung yang mengelilingi candi yang dibangun pada abad 13 ini, tentunya untuk menikmati sisi sejarahnya. Pengunjung yang berkeliling akan menemukan keunikan pada bagian kaki candi, berupa pahatan relief yang sampai saat ini belum diketahui maknanya secara pasti, yaitu relief yang menggambarkan tokoh wanita dan pengiring (punakawan)
Kami tim PASTIC ( Pasuruan Tourism Center ) dalam kunjungan ke Candi Jawi , terbagi menjadi 2 tim. Tim pertama mencari informasi yang berkaitan dengan Sejarah Candi Jawi. Tim kedua mencari spot yang bagus, untuk mengambil gambar kemegahan Candi yang terbuat dari batu, dengan ukuran luas 14,24 x 9,55 meter dan tinggi 24,50 meter ini.
Tim Pertama PASTIC, duduk – duduk di sisi timur Candi Jawi, yang merupakan sisa – sisa dari Candi Parwara ( pendamping ), sebanyak 3 buah yang sudah tidak jelas lagi bentuknya. Pemandu menjelaskan bahwa Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat pemujaan atau tempat peribadatan Buddha. Sebenarnya merupakan tempat penyimpanan abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara. Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada Candi Singhasari.
Kitab Negarakertagama, menamakan Candi Jawi ini dengan “Jajawa “ atau “ Jawa-Jawa “. Bagian yang paling menarik dari candi Jawi adalah puncak mahkotanya. Walau candi ini berpola khas candi Hindu seperti candi-candi di Jawa Timur pada umumnya, namun puncak candi tersusun atas 2 mahkota, yakni ratna-stupa
![]() |
CANDI BENTAR MERUPAKAN PINTU MASUK MENUJU CANDI |
Tim kedua sambil mengambil gambar candi , mengamati tata letak Candi
Jawi yang dikeliling kolam dengan lebar 2 meter. Sedangkan sisi Barat
sekitar 200 Meter, ada reruntuhan bangunan yang terbuat dari batu bata.
Masih belum diketahui dengan jelas apa fungsi kolam yag menglilingi candi, dugaan sementara itu adalah pembatas untuk melidungi Candi Jawi. Bisa jadi juga, agar setiap pengunjung masuk dari arah barat. Dimana ternyata reruntuhan dari batu bata tadi, menurut pemandu yang kami temui adalah Candi Bentar yang berfungsi sebagai pintu gerbang menuju Candi Jawi.
Kolam tersebut adalah representasi dari samudra terakhir dan teras besar diatasnya merupakan perwujudan dari benua Jambudwipa ( Sumatra ). Sedangkan Candi Jawi yang menjulang tinggi di tengah teras melambangkan gunung Meru ( Semeru ) sebuah gunung suci menjulang paling tinggi, sebagai paku dan penyeimbang Jambudwipa supaya tidak terombang-ambing ditengah samudra. Dipuncak gunung Meru inilah bersamayam para dewa-dewa.
Candi Jawi merupakan model kesempurnaan perwujudan alam raya yang indah dalam sebuah mandala. Dalam konsep filosofi agama Hindu, disebutkan bahwa alam raya tersusun konsentris silih berganti atas serangkaian 7 samudra dan 7 benua.
Pada konsep Jawa kuno bahwa pusat
alam raya yang sekarang berada di Jawa. Gunung Meru-pun telah berubah
namanya menjadi Semeru dan candi Jawi merupakan mandala-nya.
Demikian sempurna pengejawantahan konsep filosofi alam raya tersebut adalah juga gambaran dari kesempurnaan sang raja yang dimuliakan di candi tersebut yakni Kertanegara seperti termuat dalam kakawin Negarkertagama
Semakin sore pemandangan di Candi makin menarik dilatar belakangi Gunung
Penanggungan yang agung. Menikmati mentari yang seakan tertelan
keagungan Penanggungan. Hanya tinggal Tim PASTIC
yang masih bertahan di area candi, mendengarkan cerita dari pemandu
yang dengan sabar, melayani setiap pertanyaan yang kami ajukan
.
.
Dengan lokasi yang sangat strategis di jalur wisata Prigen, terasa
Candi Jawi kurang dipromosikan. Untuk akhir pekan saja pengunjung yang
datang bisa dihitung oleh jari. Masih kalah bersaing dengan pameren
produk perdagangan yang letaknya beberapa Kilometer dari lokasi Candi.
Alangkah indahnya bila disekitar Candi Jawi yang dikeliling taman ini dibangun area bermain yang menyenangkan bagi anak – anak. Selain bermain juga mendapatkan khasanah tentang kebesaran para leluhurnya. Dibangun juga museum pendukukun untuk menempatkan bagian – bagian asli Candi Jawi agar tetap lestari. Dipajang juga foto – foto proses rekontruksi candi untuk menghargai jasa mereka yang mencurahkan pemikiran dan tenaganya untuk pelestarian Candi Jawi ini.zal/p@stic)
________________________________________________________________________
Note :
Lokasi :Candiwates; Prigen; Pasuruan
Kordinat GPS :S7.662660 - E112.669920
Kordinat GPS :S7.662660 - E112.669920
Akses:
Dari Surabaya :
Bus Jurusan Malang - turun di Terminal Pandaan-
naik angkutan Jurusan Tretes atau Trawas - Turun di depan Komplek Candi Jawi
naik angkutan Jurusan Tretes atau Trawas - Turun di depan Komplek Candi Jawi
Dari Malang :
Bus Jurusan Surabaya - turun di Terminal Pandaan-
naik angkutan Jurusan Tretes atau Trawas - Turun di depan Komplek Candi Ja
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.